Ironisnya, di balik gemerlap citra ini, terabaikanlah esensi sejati mahasiswa sebagai pembelajar kritis dan agen perubahan. Prestasi dikejar tanpa kedalaman pemahaman, pengalaman dibungkus dengan estetika media sosial tanpa substansi yang bermakna. Kampus telah menjelma menjadi agensi influencer, di mana mahasiswanya dijadikan talenta yang dipasarkan untuk menarik minat calon mahasiswa baru.
Namun, di tengah arus komodifikasi diri ini, masih ada harapan. Mahasiswa memiliki peran kunci dalam menentukan arah pendidikan. Mereka harus berani menentang menjadi boneka branding, menolak menjadi alat propaganda, dan memperjuangkan pendidikan yang berfokus pada pengembangan intelektualitas dan integritas. Hanya dengan mengembalikan esensi mahasiswa sebagai pembelajar kritis dan agen perubahan, kampus dapat melepaskan diri dari jeratan komersialisasi dan kembali menjadi menara gading yang memancarkan sinar intelektualitas sejati.
Penulis : A. Agym B., Wahyu Wijaya K.
Ilustrasi : Admin
Posting Komentar