DEMOKRASI KONTRASEPSI

 

Demokrasi, dalam pandangan yang semakin hari semakin dilucuti esensinya, tampak bugil dan menjijikkan di mata yang memandang dengan kejujuran. Seolah-olah, demokrasi yang seharusnya menjadi sistem pemerintahan yang memuliakan hak dan suara rakyat, justru berubah menjadi sesuatu yang menggairahkan dan merangsang nafsu untuk memperkosa kekuasaan. Penguasa dan para elit politik bersenggama dalam proses yang begitu cepat menuju puncak ejakulasi kekuasaan, tanpa seorang pun mengetahui bahwa hasil dari perselingkuhan ini adalah produk haram yang dikemas secara konstitusional. Demokrasi berubah menjadi serangkaian transaksi yang licik, berjalan di lorong-lorong gelap kekuasaan, di bawah meja-meja yang dipenuhi dengan kesepakatan kotor.


Setiap mata yang terbuka, tahu dan menyadari bahwa profesi pelacur adalah pekerjaan yang dianggap hina dalam etika, tetapi ironisnya dipandang mulia dalam konteks transaksional. Hal yang sama terjadi pada demokrasi kita; sistem yang seharusnya memuliakan suara rakyat, malah menjadi panggung transaksi kotor, di mana kekuasaan diperjualbelikan dengan harga yang menggiurkan. Dalam kegelapan lorong-lorong ini, para pelaku politik berlindung, merancang dan menjalankan skenario busuk yang mereka sebut sebagai strategi politik. Di bawah naungan demokrasi yang dipalsukan, mereka mengeruk keuntungan, mengkhianati kepercayaan rakyat yang seharusnya mereka jaga.


Namun, rakyat, yang menjadi saksi bisu dari proses degradasi ini, perlahan tapi pasti mulai membuka mata dan melihat betapa bobroknya sistem yang mereka jalani. Mereka mulai sadar bahwa demokrasi yang dihidangkan selama ini hanyalah ilusi, sebuah sandiwara yang dimainkan oleh para aktor politik yang haus kekuasaan. dalam kesadaran itu, mereka mulai mempertanyakan, apakah demokrasi masih layak dipertahankan jika hanya menjadi alat untuk memperkosa kekuasaan dan menipu rakyat? Pertanyaan ini menggema di hati nurani setiap individu yang peduli pada nasib bangsa, mengundang renungan mendalam tentang masa depan demokrasi di negeri ini.


Penulis : A. Agym B

Ilustrasi : Admin

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama